Total Tayangan Halaman

Rabu, 11 Mei 2011

Dirubuhkan Umat Islam Jum atan di Reruntuhan Masjid Al Ikhlas

Sunday, 8 May 2011. 23:05

Hidayatullah.com – Umat Islam di Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur, tetap melaksanakan ibadah sholat Jum’at di depan bekas reruntuhan Masjid Al Ikhlas di Kelurahan Sidodadi, kemarin. Sebagaimana diketahui, telah terjadi aksi pemrubuhan Masjid Al Ikhlas di Jalan Timor Nomor 23 Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur yang diduga dilakukan Kodam I/BB, Rabu (4/5) dini hari sekitar pukul 00.55 WIB.
“Umat Islam tetap sholat Jum’at di masjid Ikhlas yang sudah rubuh itu. Khatibnya Ustadz Muhammad Al Khatthtath dari Jakarta,” kata Ketua Umum Forum Umat Islam Sumatera Utara (FUI-SUMUT) Sudirman Timsar Zubil kepada Hidayatullah.com beberapa saat lalu.
FUI SUmut mengutuk keras perubuhan Masjid Al Ikhlas yang dinilai menggunakan cara tidak manusiawi tersebut.
“FUI akan konsolidasi dengan Ormas Islam untuk sikapi hal ini. Perubuhan Masjid Al Ikhlas ini sangat menyakiti umat Islam,” kata Ketua II FUI Sumut, Affan Lubis.
Didampingi Ketua DPW Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Sumut Aidan Nazwir Panggabean dan sejumlah ormas Islam lainnya, Rabu (4/5) di Kantor Sekretariat Dakwah Jalan Brigjen Katamso Medan, ia menyatakan aksi perubuhan masjid dilakukan dengan cara-cara yang kurang manusiawi. Sebanyak 18 jemaah saat itu yang berada di dalam Masjid Al Ikhlas sedang itikaf (ibadah) dipaksa keluar oleh oknum aparat yang mengenakan pakaian sipil.
"Oknum aparat itu masuk tanpa melepaskan sepatunya dan menangkap jemaah untuk dipaksa keluar dari masjid, dengan cara kekerasan yakni ditendang.  Parahnya lagi, jemaah dibawa ke Polresta Medan tanpa mengenakan sandal sama sekali dan di Polresta Medan 18 jemaah tidak ada dimintai keterangan menyangkut perubuhan," sebut Affan.
Menyikapi peristiwa itu, sebanyak 44 orang advokat yang menjadi tim pembela Masjid Al Ikhlas, akan melakukan langkah hukum terkait di hancurkannya masjid Al Ikhlas.
Ketua Tim 44 Pembela Masjid Al Ikhlas HMK Aldian Pinem SH MH mengatakan akan melakukan gugatan terkait penghancuran masjid tersebut. Pihaknya akan mengadukan tindakkan proses perusakan itu ke Polda, selanjutnya akan mengadukan ke Presiden, gugatan ke PTUN, dan ajukan gugatan Pengadilan.
Aldian mengatakan, pihaknya mempersiapkan berkas penghancuran masjid dan saksi–saksi. Setelah berkas-berkas tersebut Final, mereka secara bersamaan langsung melakukan empat langkah hokum tersebut.
"Secepatnya. Setelah fix berkas dan saksi, kita lakukan langkah-langkah gugatan tadi dan semalam ketika pembongkaran langsung ku perintahkan menyiapkan bukti-bukti,” terangnya.
Ia menilai penghancuran masjid yang dilakukan pengembang dan Kodam I Bukit Barisan merupakan bukti mereka tidak menghargai proses hukum. Pasalnya, saat penghancuran proses hukum sedang berjalan.*

Rep: Ainuddin Chalik
Red: Syaiful Irwan

Senin, 11 April 2011

Kebakaran 2 Masjid di Asahan, Sumber Api dari Tumpukan Alquran & Sajadah

Harian Orbit - Media Aspirasi Rakyat
Senin, 04 April 2011 11:13 redaksi
Email Cetak PDF

Asahan-ORBIT: Terbakarnya dua Masjid, yakni At Taqwa dan Nur Himah di
Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan disoal.

Informasi dikumpukan Harian Orbit, hingga Minggu (3/4) diketahui,
pengakuan Kapolres Asahan AKBP J Didiek, hasil penyelidikan menujukkan
terbakarnya dua Masjid itu disebabkan arus pendek listrik tak terima
masyarakat.

Sebab, masyarakat menemukan fakta di lapangan, yaitu tumpukan Alquran
beserta sajadah yang sengaja ditumpuk dan menjadi penyebab sumber api.

Bahkan Forum Umat Islam (FUI) menggelar konferensi pers kemarin,
melalui juru bicaranya Affan Lubis mengungkap ada 3 jendela nako yang
terbuka dan terlepas seperti didongkel oleh orang. Kaca nako yang
terlepas itu ditemukan pada dua masjid Masjid Nur Hikmah dan Masjid AT
Taqwa yang dilalap api.
Dari temuan tersebut ujar Affan, diduga kuat kedua masjid tersebut
dibakar oleh oknum yang tak bertanggungjawab. "Kami meminta kepada
pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku pembakaran dua masjid
tersebut. Karena sudah banyak masjid yang dilalap api namun tak pernah
ditangkap pelakunya," ujar Affan.
Selain Ormas Islam FUI Sumut, Jamiyah Batak Muslim Islam (JBMI) Sumut,
ICMI, Ibnu Sabil, Perhimpunan Rakyat Indonesia, PPP Kota Medan, Pagar
Nusa NU Sumut, Alwashliyah Sumut, Forum Komunikasi Aktivis Masjid
Sumut, JMC, agar segera mengusut pelakunya.

Sementara Kepala Dusun 5 Desa Aek Loba, Lasono mengatakan, warga
berkeyakinan jika kedua masjid itu bukanlah terbakar, akan tetapi
sengaja dibakar. Keyakinan ini diperkuat dengan fakta yang ditemukan
di Masjid Nur Hikmah, masjid yang terparah mengalami kerusakan.

Tumpukan puing-puing kitab suci Alquran dan perangkat shalat ini kata
dia, ditemukan warga tepat di bawah kubah masjid yang runtuh di tengah
ruang shalat utama.

Warga menemukan bara api tepat di bawah jatuhnya kubah. Setelah
membersihkan puing itu, warga melihat bara api berasal dari tumpukan
benda yang merupakan tumpukan kitab suci Alquran dan sajadah.



Tidak Sesuai Fakta

Sedangkan Nazir Masjid Nur Hikmah, Johan, 40, juga mengungkapkan, saat
Masjid ditutup usai Shalat Jumat, dialah yang merapikan semua sajadah
dan karpet.

“Usai Shalat Jumat, saya membersihkan Masjid dan tidak satupun sejadah
saya tumpuk. Semuanya ada di tempatnya masing-masing. Tapi usai api
padam, sajadah beserta Alquran menumpuk jadi satu,” terangnya.

Sementara itu, aktivis mahasiswa dari Organisasi Kemahasiswaan Islam
(OKI) mendatangi Polres Asahan untuk bertemu Kapolres J Didiek.


Mereka mempotes penyelidikan polisi terkait penyebab kebakaran dua
masjid di Kecamatan Aek Kuasan, Asahan, yang diklaim akibat arus
pendek listrik. Massa juga mengancam akan mengadukan Kapolres Asahan
ke Kapolda Sumut apabila kepolisian Asahan tidak bisa mengungkap fakta
sebenarnya.

Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Asahan, Kiki Komeini,
mengatakan kedatangan mereka untuk memrotes hasil penyelidikan.

“Kedatangan kami sebagai bentuk protes karena kami menilai kesimpulan
polisi tidak sesuai fakta di lapangan,” ujarnya.

Menurutnyanya, tahapan proses penyelidikan polisi pada saat statmen
tersebut disampaikan Kapolres Asahan AKBP J Didiek tidak kami terima.
“Kami sangat menyayangkan kesimpulan polisi ini,” ujarnya. Sedangkan

Jangan Sampai SARA

Sedangkan perwakilan OKI, Wiga menyatakan, kesimpulan kepolisian
tentang penyebab kebakaran tidak rasional.

Dijelaskan, arus pendek tidak mungkin terjadi karena pada saat
terbakarnya dua masjid tersebut pukul 01.15 WIB dini hari, tenaga
listrik tidak difungsikan.

Menurutnya, arus pendek hanya dapat terjadi apabila tegangan listrik
melebihi kapasistas daya tampung kabel yang dilalui sehingga dapat
menyebabkan pemanasan (terbakar). Selain tidak rasional, pernyataan
Kapolres Asahan juga tidak sesuai fakta.

“Kami meminta kasus ini diusut tuntas. Polisi harus cari siapa dalang
dan pelakunya. Kami juga akan melaporkan Kapolres ke Kapoldasu,”
ucapnya.

Sedangkan Anggota DPRD Asahan, Sofyan Ismail mendesak polisi segera
mengungkap penyebab pasti kebakaran. Dia khawatirkan peristiwa sama
terjadi di daerah lain jika tidak segera ditangani.

“Persoalan ini harus diusut tuntas. Jangan sampai menjadi pemicu ke
arah sara. Polisi harus berupaya keras mencari penyebabnya,” katanya.
Om-21

H Aidan Nazwir Pimpin JBMI Sumut

Harian Orbit - Media Aspirasi Rakyat

Selasa, 29 Maret 2011 10:07 redaksi
Cetak PDF
Medan-ORBIT:H Aidan Nazwir Panggabean terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPW Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Sumut dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) VI 26-27 Maret 2011 di Asrama Haji Pangkalan Masyhur Medan.

“Alhamdulillah Muswil VI JBMI Sumut sudah terlaksana dengan sukses. Kita juga sudah berhasil memilih secara aklamasi H Aidan Nazwir Panggabean sebagai Ketua Umum DPW JBMI Sumut yang baru,” kata Ketua Panitia Muswil H Parlindungan Pulungan didampingi anggota tim formatur Drs Bustami Manurung kepada wartawan di kantor DPW JBMI Sumut Jl Alfalah Medan, Senin (28/3).

Dikatakan, Muswil VI JBMI Sumut diikuti 21 DPC ditambah 3 DPC yang baru menerima mandat.Kendati persiapan panitia sangat singkat, namun seluruh agenda Muswil, termasuk perlombaan dan seminar, sukses terlaksana. Demikian juga agenda pemilihan ketua berjalan lancar dan sangat singkat, karena seluruh pengurus DPW, DPC dan termasuk calon ketua sepakat memilih ustadz H Aidan Panggabean sebagai ketua.

Dijelaskan, meski sejak awal sudah ada kesepatan pemilihan ketua secara aklamasi, namun panitia Muswil tetap melaksanakan aturan pemilihan sesuai Ad/ART JBMI, yakni  membentuk lima tim formatur yang diambil dari pengurus DPP, DPW dan perwakilan DPC.

Komposisi tim formatur yakni, Ketua H Aidan Nazwi Panggabean (Sekjen DPW JBMI Sumut), Drs Bustami Manurung, Drs H Awaluddin Sibarani Msi, H Syamsul Manaf Sipahutar dan H Chandra M Sitompul SPd (Ketua DPC JBMI Binjai).

Drs Bustami Manurung selaku tim formatur menambahkan, pihaknya juga telah melaksanakan mekanisme pemilihan yakni dengan menetapkan tiga calon ketua, termasuk H Aidan Nazwir Panggabean. Namun dua kandidat lainnya sepakat  memilih ustadz H Aidan Nazwir Panggabean yang merupakan Sekjen DPW JBMI Sumut agar mau melanjutkan kepemimpinan menjadi Ketua Umum DPW JBMI Sumut.

“Karena seluruh DPC dan calon sudah sepakat, maka kami dari tim formatur menetapkan H Aidan Nazwir Panggabean terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum DPW JBMI Sumut,” jelas Bustami.

Pada kesempatan itu Parlindungan Pulungan juga menerangkan Muswil VI JBMI Sumut juga menghasilkan empat rekomendasi, yakni, DPW JBMI Sumut akan memfasilitasi Dewan Pimpinan Pusat agar pelaksanaan Muktamar JBMI berlangsung di Sumatera Utara.

Kemudian, DPW JBMI Sumut juga akan segera membentuk tim advokasi umat Islam. JBMI juga akan aktif mengawal kepentingan umat Islam, khususnya warga JBMI.

“JBMI juga akan mengadvokasi dan membela kepentingan umat Islam yang berada di daerah minoritas seperti di daerah Bonapasogit, baik dalam bentuk dakwah, pendidikan, kegiatan sosial dan ekonomi,” jelas Parlindungan Pulungan. Om-21

Selasa, 29 Maret 2011

JBMI hadir untuk kemaslahatan umat

Monday, 28 March 2011 09:49   


Warta
WASPADA ONLINE

(akamaihd.net)
 MEDAN - Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI)        tidak bermimpi menjadi organisasi besar. Hal ini wajar mengingat mayoritas pengikut JBMI merupakan umat Islam dari suku Batak.

“Kami menyadari JBMI bukanlah organisasi besar dan kami juga tidak bermimpi menjadi besar. Terpenting bagi kami JBMI memberi manfaat bagi kemaslahatan umat Islam,” kata Sekretaris DPW JBMI Sumut, Aidan Panggabean, pagi tadi.

Selain itu, papar Aidan, bagi sebagian kalangan nama jamiyah yang disandang JBMI juga terdengar sedikit ekstrim dan dikait-kaitkan dengan jaringan Islam  garis keras.  Padahal, tambahnya, sejauh ini JBMI tidak pernah terlibat ataupun ikut-ikutan dalam segala kegiatan yang menyangkut Islam garis keras.

Karena itu, para pendiri terdiri dari HM Yunus Siagian (alm), Djamaluddin Tambunan (alm) ,dan H Abdul Manan Simatupang (alm), sepakat membuat  sebuah organisasi suku Batak beragama Islam yang diberi nama JBMI.

Aidan menerangkan, muswil JBMI VI ini direncanakan berlangsung 26 sampai 27 Maret 2011 di Asrama Haji Medan yang dijadwalkan dibuka Penjabat Gubsu Gatot Pujo Nugroho. Pada muswil akan dilaksanakan seminar "Mengupas Sejarah Islam di Tanah Batak" dengan nara sumber Ichwan Azhari dari Universitas Negeri Medan (Unimed).

Minggu, 27 Maret 2011

oramas islam silaturahmi dengan Mapolreta Medan

JBMI Sumut Temukan Sejumlah Masjid di Daerah Minoritas Memprihatinkan

Kamis 09 Sept 2010 08:32:42 WIB

MEDAN | DNA - Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) menemukan banyak masjid di daerah penduduk muslim minoritas seperti di Dairi, Phakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara (Taput), Tobasa, Samosir dan Simalungun berada dalam kondisi memprihatinkan.

Hal itu dikemukakan Ketua Tim Safari Ramadhan JBMI Sumut Aidan Nazwir Panggabean kepada wartawan disela-sela acara Berbuka Puasa Bersama dan Penyenantunan Kaum Dhuafa sekaligus pembubaran Tim Safari Ramadhan di Sekretariat DPW JBMI Sumut Jalan Sisingamangaraja Km 6,2 Medan.

Salah satunya, seperti masjid di daerah Tuktuk Simanindo Samosir, di mana lokasinya jauh, kemudian keberadaanya terkungkung rumah penduduk yang sebahagian besar beternak babi.

"Kalau kita mau salat di masjid itu jalan masuknya terpaksa harus melintasi halaman rumah penduduk. Tidak ada akses jalan setapak khusus menuju masjid tersebut. Pada hal awal berdirinya masjid  yang didirikan Pemkab tersebut berada di areal tanah kosong," tukas Aidan sembari mengutarakan banyak lagi kendala-kendala yang dihadapi  kaum muslim di daerah yang minoritas penduduknya.

Padahal, kalau saja di daerah tersebut terdapat masjid yang permanen dan representatip sudah pasti akan meningkatkan daya tarik pengunjung khususnya turis lokal muslim untuk berkunjung ke Tuktuk Pulau Samosir.

Melihat kondisi ini, JBMI Sumut mendesak pemerintah setempat memberikan tenggang rasa dan kemudahan bagi kaum muslimin untuk melaksanakan ibadahnya. Dalam kunjungannya, Tim Safari Ramadhan JBMI juga sangat banyak menampung aspirasi  dari kaum minoritas muslim tentak kendala yang dihadapi di daerah tersebut, khususnya kurangnya perhatian lembaga-lembaga Islam dan pemerintah setempat.

Guna meringankan beban kaum muslimin di daerah tersebut JBMI juga menyalurkan zakat dari Lembaga Rumah Zakat JBMI Sumut. Lebih lanjut Aidan mengutarakan selain menggelar Safari Ramadhan di daerah muslim minoritas JBMI juga menggelar hal serupa di Kabupaten Asahan, Tanjung Balai.

Kegiatan berbuka puasa bersama dan santunan kaum dhuafa ini dihadiri sejumlah pengurus JBMI Sumut antara lain Wakil Ketua Drs H Wirman Tobing, Syamsul Manaf Sipahutar, Drs HM Samin Pane, Wakil Sekretaris Bustami Manurung, Dr Ir H Askip Pasaribu dan pengurus lainnya. (DNA/R-01).

MUSWIL VI DPW DBMI SUMUT

Musyawarah wilayah adalah sebuah proses regenerasi organisasi yang terjadi pada organisasi yang bernama DPW JBMI Sumut telah berlangsung dengan tertip dan penuh kekeluargaan yang tinggi sehingga konflik lebih minim, maka pada MUSWIL DPW JBMI SUMUT yang Ke- VI telah menghasilkan H. Aidan Nazwir Panggabean sebagai Ketua DPW JBMI Sumut Periode 2011-2015. semoga amanah organisasi dapat diemban dan dapat menjalankan program-program yang diamanahkan pada Muswil ke-VI....terus berjuang untuk kemaslahatan ummat.